Matcha IceCream

Matcha IceCream
Matcha IceCream

Senin, 14 Oktober 2013

Bentuk Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi

Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain

Tes Psikologi

Pendahuluan


Definisi Tes Psikologi atau lebih dikenal sebagai Psikotes adalah tes untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yangteradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. Tes ini dapat berbentuk tertulis, proyektif, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.
Tujuan Tes Psikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis, dan juga tespsikotes digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan orang secara mental dan faktor-faktor yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, dan intelegensi. Jadi sederhananya, psikotes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui gambaran seseorang mulai darikemampuan kognitifnya, kondisi emosinya, kecenderungan-kecenderungan sikap dan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan tersebut.
Jadi dalam psikotes, kemampuan yang diukur tidak melulu terkait dengan IQ seseorang. Selain tes IQ ada juga tes kepribadian, dan wawancaraDari integrasi tes-tes tersebut, maka akan diperoleh gambaran mengenai orang yang di tes yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Aplikasi Tes Psikologi dapat dilakukan pada bermacam setting termasuk rekrutmen dalam perusahaan, mengetahui minat dan bakat anak / siswa, tujuan klinis, perkembangan anak, atau kustomisasi design dan modul dalam pelatihan / training.
Psikotes merupakan bagian dari rangkaian seleksi sebuah lowongan kerja, yang kerap memiliki arti penting. Psikotes, percaya atau tidak, merupakan perangkat untuk menangkap kecenderungan para pelamar, yang meliputi kemampuan intelektual atau kepribadian, biasanya sering disebut dengan soal psikotes. Dua hal ini tentunya akandisesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang tersedia.
Sebenarnya, proses psikotes itu sendiri cukup spesifik: dimulai dari perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi. Lalu perusahaan tersebut menetapkan sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi para pelamar kerja. Untuk alasan efisiensi, biasanya perusahaan tersebut meminta bantuan pada lembaga psikologi terapan untuk mengadakan psikotes yng dibutuhkan. Langkah selanjutnya, dengan gambaran kualifikasi yang ditetapkan perusahaan, lembaga tersebut berusaha menangkap kemampuan dan kecenderungan untuk memenuhi kualifikasi tersebut. Sekilas Psikotes atau Tes Psikologi



Teori :

Tes Psikologi atau lebih dikenal sebagai Psikotes adalah tes untuk mengukur aspek-aspek individu secara psikis, dalam hal ini yang diukur adalah kecenderungan perilaku. Tes biasanya berbentuk tertulis namun dalam beberapa tes ada juga yang bersifat verbal atau visual. misalnya saja evaluasi yang teradministrasi untuk mengukur fungsi tertentu. Yang paling umum adalah mengenai kognitif (biasa disebut intelligence atau IQ), dan afektif (lebih bersifat personality atau juga emosional). Adapula yang mengukur langsung secara konatif, biasanya umum dilakukan dalam tes assessment. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa.
Tujuan
Tes Psikologi digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau bahkan fungsi neurologis. Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam tulisan diatas; inti pengukuran adalah untuk meramalkan konatif (kecenderungan perilaku) yang diperoleh melalui psikotes (tes kognitif dan afektif) maupun assessment (mengungkap konatif secara langsung).
Aplikasi
Tes Psikologi dapat dilakukan pada bermacam setting termasuk rekrutmen dalam perusahaan, mengetahui minat dan bakat anak / siswa, tujuan bersifat klinis untuk melihat lebih detail gangguan perilaku yang muncul, perkembangan anak, atau kustomisasi design dan modul dalam suatu pelatihan ataupun training (biasanya banyak dikembangkan dalam Outbound Management Training).
Beberapa aplikasi umum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.     Keperluan Industri
2.    
Diaplikasikan dalam perekrutan karyawan, eskalasi dan mutasi karyawan, atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Apapun jenis usaha anda, pemeriksaan psikologis dapat dilakukan secara kelompok (klasikal) atau individual.
2. Keperluan Pendidikan

Jasa pemeriksaan psikologis juga meliputi Pengukuran, Bimbingan konseling, dan Pelatihan untuk pendidikan. Dari mulai Playgroup, TK, SD, SMP, dan SMU. Arah pemeriksaan dapat ditujukan untuk mengukur intelegensi (IQ), arah minat dan bakat, keajegan belajar, konsentrasi, kematangan emosional, interaksi sosial, kepercayaan diri, dan lain sebagainya.
3. Keperluan Management Training

Tes psikologi juga dapat dilakukan untuk memetakan kebutuhan secara organisasi atau individu dalam pelatihan manajemen. Biasanya diaplikasikan kedalam bentuk Outbound Management Training atau In Class Training. Sifat pelatihan ini terukur, karena menyertakan psikotes dalam pre-test dan post-test. Tujuan pelatihan ini bersifat team building dan organisasi untuk peningkatan skill leadership, communication skills, planning, change management, delegation, teamwork, dan motivation, atau apa saja sesuai kebutuhan. Kelebihan pelatihan ini, seluruh aspek perilaku dan kebutuhan akan diungkap melalui psikotes, dan modul design akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan yang muncul dari hasil psikotes tersebut.

Analisis:
Ada beberapa jenis tes psikologi yang dipergunakan dalam proses pengujian seseorang dalam hal ini adalah seleksi calon tenaga kerja. Akan tetapi tidak selalu semua jenis tes diberikan kepada tesee (subjek yang dites). Pemberian soal tes ini bergantung pada keperluannya.

Lee J. Cronbach, dalam Essentials of Psychological Testing edisi tahun 1949, membagi dua kelompok besar tes psikologi ini, yaitu berikut ini:


1. Tes Kemampuan (inteligensi)

Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui prestasi maksimal yang diperlukan dalam meneliti kemampuan dan kecakapan. Kecakapan merupakan potensi seseorang untuk memperoleh tindakan melalui pelatihan. Seseorang tidak akan pernah tahu apakah kecakapan itu kendati pun ia telah mencapai tingkat tertentu setelah pelatihan. Kita tidak dapat meyakinkan bahwa dengan pelatihan dan motivasi yang lebih baik, ia akan berbuat lebih baik.


Adapun kemampuan adalah lebih nyata. Kemampuan dapat diartikan sebagai prestasi seseorang atas tugas yang diberikan saat itu dengan motivasi maksimal, tetapi tanpa pelatihan, kemampuan tak mungkin lebih baik dari kecakapaii. Terkadang faktor emosional turut mempengaruhi sehingga kemampuan tidak dapat muncul seperti aslinya.


Tes prestasi maksimal termasuk dalam bentuk tes kemampuan. Tes kemampuan mendefinisikan kata yang .¡digunakan untuk memprediksi prestasi akademik, menjawab pertanyaan tentang pekerja yang ahli dan yang bukan ahli, serta merespon tanda secara otomatis untuk memilih pelamar dalam bidang tertentu.


2. Tes Kebiasaan (Kepribadian)

Tes prestasi khusus dipakai dalam meneliti kebiasaan dan kepribadian seseorang. Ada sedikit nilai yang menentukan seberapa sopan peserta tes • yang diinginkan. Aspek kepribadian peserta tes, misalnya kejujuran, keterbukaan, emosi, dan lain-lain. Kepribadian biasanya dianalisis dengan cara deskriptif, tanpa usaha yang dibuat untuk mempertimbangkan sifat-sifat yang diharapkan.