Matriks
·
Matriks adalah adalah susunan skalar
elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.
·
Matriks A yang berukuran dari m
baris dan n kolom (m ´ n) adalah:
· Matriks bujursangkar adalah matriks yang berukuran n ´ n.
· Dalam praktek, kita lazim menuliskan matriks dengan notasi ringkas A = [aij].
Contoh 1. Di bawah ini adalah matriks yang berukuran 3 ´ 4:
· Matriks simetri adalah matriks yang aij = aji untuk setiap i dan j.
Contoh 2. Di bawah ini adalah contoh matriks simetri.
· Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1.
Contoh 3. Di bawah ini adalah contoh matriks 0/1:
Relasi
· Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A ´ B.
· Notasi: R Í (A ´ B).
· a R b adalah notasi untuk (a, b) Î R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R
·
a R b adalah notasi
untuk (a, b) Ï R, yang artinya a tidak
dihubungkan oleh b oleh relasi R.
· Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
Contoh 3. Misalkan
A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {IF221, IF251, IF342, IF323}
A ´ B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342),
(Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251),
(Budi, IF342), (Budi, IF323), (Cecep, IF221),
(Cecep, IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323) }
Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu
R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221),
(Budi, IF251), (Cecep, IF323) }
- Dapat dilihat bahwa R Í (A ´ B),
- A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah hasil R.
- (Amir, IF251) Î R atau Amir R IF251
- (Amir, IF342) Ï R atau Amir R IF342.
Contoh 4. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan
(p, q) Î R jika p habis membagi q
maka kita peroleh
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
· Relasi pada sebuah himpunan adalah relasi yang khusus
· Relasi pada himpunan A adalah relasi dari A ´ A.
· Relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari A ´
Contoh 5. Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh (x, y) Î R jika x adalah faktor prima dari y. Maka
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 3), (3, 9)}
Representasi Relasi
1. Representasi Relasi dengan Diagram Panah
2. Representasi Relasi dengan Tabel
· Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3
A |
B |
|
P |
Q |
|
A |
A |
Amir |
IF251 |
|
2 |
2 |
|
2 |
2 |
Amir |
IF323 |
|
2 |
4 |
|
2 |
4 |
Budi |
IF221 |
|
4 |
4 |
|
2 |
8 |
Budi |
IF251 |
|
2 |
8 |
|
3 |
3 |
Cecep |
IF323 |
|
4 |
8 |
|
3 |
3 |
|
|
|
3 |
9 |
|
|
|
|
|
|
3 |
15 |
|
|
|
3. Representasi Relasi dengan Matriks
· Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}.
· Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
b1 b2 ¼ bn
M =
Contoh 6. Relasi R pada Contoh 3 dapat dinyatakan dengan matriks
dalam hal ini, a1 = Amir, a2 = Budi, a3 = Cecep, dan b1 = IF221,
b2 = IF251, b3 = IF342, dan b4 = IF323.
Relasi R pada Contoh 4 dapat dinyatakan dengan matriks
yang dalam hal ini, a1 = 2, a2 = 3, a3 = 4, dan b1 = 2, b2 = 4, b3 = 8, b4 = 9, b5 = 15.
4. Representasi Relasi dengan Graf Berarah
· Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau digraph)
· Graf berarah tidak didefinisikan untuk merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.
· Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)
· Jika (a, b) Î R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
· Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).
Contoh 7. Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.
R direpresentasikan dengan graf berarah sbb:
Sifat-sifat Relasi Biner
· Relasi biner yang didefinisikan
pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat.
1. Refleksif (reflexive)
· Relasi R pada himpunan A disebut
refleksif jika (a, a) Î R untuk
setiap a Î A.
· Relasi R pada himpunan A
tidak refleksif jika ada a Î A sedemikian
sehingga (a, a) Ï R.
Contoh 8. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
(a) Relasi R
= {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3),
(4, 4) } bersifat refleksif karena terdapat elemen
relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2), (3, 3), dan
(4, 4).
(b) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak bersifat refleksif karena (3, 3) Ï R.
Contoh 9. Relasi “habis
membagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat refleksif karena setiap
bilangan bulat positif habis dibagi dengan dirinya sendiri, sehingga (a, a)ÎR untuk setiap a
Î A.
Contoh 10. Tiga buah relasi
di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan bulat positif N.
R : x lebih besar dari y,
S : x + y =
5, T : 3x + y
= 10
Tidak satupun dari ketiga relasi di atas yang refleksif karena,
misalkan (2, 2) bukan anggota R, S, maupun T.
¾
· Relasi yang bersifat refleksif
mempunyai matriks yang elemen diagonal utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1, 2, …, n,
· Graf berarah dari relasi yang
bersifat refleksif dicirikan adanya gelang pada setiap simpulnya.
2. Menghantar (transitive)
· Relasi R pada himpunan A disebut
menghantar jika (a, b)
Î R dan (b, c) Î R, maka (a, c)
Î R, untuk a, b, c
Î A.
Contoh 11. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
(a) R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) }
bersifat menghantar. Lihat tabel berikut:
![]() |
Pasangan berbentuk
(a, b) (b, c) (a,
c)

(3,
2)
(2, 1) (3, 1)
(4,
2)
(2, 1) (4, 1)
(4,
3)
(3, 1) (4, 1)
(4,
3)
(3, 2) (4, 2)
![]() |
(b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4),
(4, 2) } tidak manghantar karena
(c) (2, 4) dan (4, 2) Î R, tetapi
(2, 2) Ï R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) Î R, tetapi
(4, 3) Ï R.
(d) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar
(e) Relasi R = {(1, 2), (3,
4)} menghantar karena tidak ada
(a, b)
Î R dan (b, c) Î R
sedemikian sehingga (a, c) Î R.
(f) Relasi yang hanya berisi satu
elemen seperti R = {(4, 5)} selalu
menghantar.
Contoh 12. Relasi “habis
membagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat menghantar. Misalkan
bahwa a habis membagi b dan b habis membagi c. Maka
terdapat bilangan positif m dan n sedemikian sehingga b = ma
dan c = nb. Di sini c = nma,
sehingga a habis membagi c.
Jadi, relasi “habis membagi” bersifat menghantar.
Contoh 13. Tiga buah relasi
di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan bulat positif N.
R : x lebih besar dari y,
S : x + y =
6, T : 3x + y
= 10
- R adalah relasi menghantar karena jika x > y
dan y > z maka x > z.
- S tidak menghantar karena, misalkan (4, 2) dan (2, 4)
adalah anggota S tetapi (4, 4) Ï S.
- T = {(1, 7), (2, 4), (3,
1)} menghantar.
· Relasi yang bersifat menghantar
tidak mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya
· Sifat menghantar pada graf
berarah ditunjukkan oleh: jika ada busur
dari a ke b dan dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari
a ke c.
3. Setangkup (symmetric) dan tak-setangkup (antisymmetric)
· Relasi R pada himpunan A disebut
setangkup jika untuk semua a, b
Î A, jika (a, b) Î R, maka (b, a)
Î R.
· Relasi R pada himpunan A
tidak setangkup jika (a, b) Î R sedemikian
sehingga (b, a) Ï R.
· Relasi R pada himpunan A disebut tolak-setangkup jika untuk semua a, b Î A, (a, b)
Î R dan (b, a) Î R hanya jika a = b.
· Relasi R pada himpunan A
tidak tolak-setangkup jika ada elemen berbeda a dan b sedemikian
sehingga (a, b) Î R dan (b, a) Î R.
· Perhatikanlah bahwa istilah
setangkup dan tolak-setangkup tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat
memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua
sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk
(a, b) yang mana a ¹ b.
Contoh 14. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
(a) Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) }
bersifat setangkup karena jika (a, b) Î R maka (b,
a) juga Î R. Di sini
(1, 2) dan (2, 1) Î R, begitu juga (2, 4) dan
(4, 2) Î R.
(b) Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup karena (2, 3)
Î R, tetapi (3, 2) Ï R.
(c) Relasi R = {(1, 1), (2,
2), (3, 3) } tolak-setangkup karena 1 = 1 dan (1, 1) Î R, 2 = 2 dan (2, 2) Î R, dan 3 = 3 dan (3, 3) Î R. Perhatikan bahwa R juga setangkup.
(d) Relasi R = {(1, 1), (1,
2), (2, 2), (2, 3) } tolak-setangkup karena (1, 1) Î R dan 1 = 1 dan, (2, 2) Î R dan 2 = 2 dan. Perhatikan bahwa R
tidak setangkup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar