Matcha IceCream

Matcha IceCream
Matcha IceCream

Sabtu, 26 Januari 2013

BAB V MANUSIA DAN KEINDAHAN



BAB V
MANUSIA DAN KEINDAHAN

v  KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan  kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan  tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.

a.       Apakah keindahan Itu ?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep  abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika  telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Denganbentuk itu keindahan berkomunikasi  Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah  benda tertentu yang indah. Untuk
pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian yakni :
a.  keindahan dalam arti luas
b.  keindahan dalam arti estetis murni
c.  keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan

Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani  dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan  berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluasluasnya meliputi : keindahan seni,  keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual. Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya.
Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya  dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
b.      Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya.
c.       Apa sebab manusia menciptakan keindahan ?
1.  Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan

v  RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah  hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori  pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.


a.       Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan  tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan  (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud  pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan. Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan  itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
b.      Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori  seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya  berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah  pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan  keluar dari keinginan-keinginan itu.
Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller
(1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri
seseorang. Seni merupakan semacam  permainan menyeimbangkan segenap
kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi
yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.

v  KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda atau makhluk hidup dan diantara benda atau makhluk hidup itu dengan si pengamat.
Filsuf Inggris Herbert Read merumuskan definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi kita
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dsar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsure perpanduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpanduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas dan bagian bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok, makan akan merusak pemandangan. Sebalinya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenannya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau, karna warna itu justru menggelapakan kulitnya.

Karena itu dalam keindahan ini, sebagai ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity). Keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantaranya benda itu dengan sipengamat.

a.       Teori obyektif dan teori subyektif
The Liang Gie bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori obyektif dan teori subyektif. Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bemard Bocanquat, sedangkan pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund burke.

Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai siafat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahir lah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan subyektif. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptanilai estetik adalah siafat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Sedangkan teori subyektif, manyatkan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari sipengamat itu. Kalaupun dinyatakan dalam suatu benda mempunyai nila estetik sebagai tanggapan benda indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di anatara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai dan menikmati benda itu.

b.      Teori perimbangan
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi selama 22 abad. Teori tersebur runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.

Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan di anggap kualita dari benda-benda yang disusun. Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.


v  Daftar Pustaka
(sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad Muchji penerbit gunadarma)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar